Senin, 15 Oktober 2012

http://ruangkabar.com/berita-international-terkini-indonesia-konsen-atasi-isu-laut-china-selatan/


Berita International Terkini - Sengekta yang terjadi di wilayah perairan laut China Selatan saat ini tengah memanas. Indonesia dalam hal ini juga mengambil peran untuk dapat menyelesaikan kasus ini. Melalui Mneteri Luar Negeri Republik Indonesia, Marty Natalegawa  mengeaskan bahwa Indonesia saat ini juga memiliki konsen untuk ambil posisi dalam masalah Isu Laut China Selatan. Hal itu dikarenakan dalam Isu Laut China Selatan ini Tiongkok tengah berselisih paham dengan Negara-negara ASEAN seperti Filiphina dan Brunei Darussalam.
Panasnya kasus yang terjadi antara Tiongkok dengan Brunei Darussalam dan Filiphina ini diperpanas dengan pernyataan Negara Adi Kuasa Amerika Serikat yang mendukung pengklaiman yang terjadi di Laut China Selatan tersebut. Indonesia menginginkan permasalahn yang terjadi di Laut China Selatan ini harus diselesaikan dengan damai dan harus sebaik mungkin dan tidak perlu diselsaikan dengan kekerasan terlebih lagi dengan sikap angkat senjata.
Pemerintah Tiongkok melalui Menteri Luar Negerinya Yang Jiechi menegaskan kepada Amerika Serikat agar tidak ikut campur dalam permsalahan ini. Amerika Serikat dinilai tidak mempunyai kewenangan atas penyelesaian masalah ini walaupun ia menjadi Negara adi kuasa. Saat ini konsen yang dilakukan oleh Indonesia yaitu melakukan pertemuan dengan sejumlah Menteri Luar Negeri di kawasan ASEAN.
Dengan melakukan sejumlah kunjungannya ke beberapa Negara ASEN tersebut dinilai telah berhasil membuat suatu konsolidasi sikap dari Negara-negara ASEAN atas isu Laut China Selatan. Marty Natalegawa juga menegaskan bahwa Isu Laut China Selatan ini akan sangat bergantung pada kerjasama Negara-negara ASEAN dan China serta pendekatan – pendekatan yang harus dilakukan oleh pemerintah masing-masing Negara. Sebaliknya jika hubungan baik serta kerjasama yang tidak harmonis maka kemungkinan besar akan timbul ketegangan antara Negara-negara yang bermasalah tersebut termasuk Negara yang masuk dalam lingkup ASEAN.
Marty Natalegawa juga dalam waktu dekat ini akan mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi di Indoensia. Dalam pertemuan tersbeut Marty berharap akan dapat melakukan diskusi dengan Menlu China terkait dengan permasalahan atas Laut China Selatan. Sehingga ada suatu hasil dari diskusi tersebut untuk kea rah yang lebih baik.

Berita International Terkini
Berita Terkait:
  1. Berita Politik Dunia – Pemerintah China Larang Hillary Clinton Bahas Laut China Selatan
  2. Berita Politik Internasional – Menlu RI Ditolak Masuk Palestina
  3. Berita Politik Terbaru – Kedatangan Hillary Clinton Tidak Bahas Kontrak Freeport
  4. Berita Teknologi – 2013, China Bakal Susul AS ke Bulan
  5. Berita Terbaru – Indonesia dan 22 Negara Lainnya Peringati Tragedi Bom Bali I

Rabu, 10 Oktober 2012

http://acarapidana.bphn.go.id/jenis/perikanan/?s=umum-penyidikan&type=perikanan


Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan
Pasal 69
(4) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyidik dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan/atau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
Pasal 73
(1) Penyidikan tindak pidana di bidang perikanan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan, Penyidik Perwira TNI AL, dan/atau Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(2) Selain penyidik TNI AL, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan berwenang melakukan penyidikan terhadap tindak pidana di bidang perikanan yang terjadi di ZEEI.
(3) Penyidikan terhadap tindak pidana di bidang perikanan yang terjadi di pelabuhan perikanan, diutamakan dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan.
Penjelasan Pasal 73
Ayat (2)
Penyidikan yang dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan bersifat koordinatif dengan Penyidik Perwira TNI Angkatan Laut agar penyidikan tersebut berjalan lebih efisien dan efektif berdasarkan Prosedur Tetap Bersama.
Pasal 73A
Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 berwenang:
  1. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana di bidang perikanan;
  2. memanggil dan memeriksa tersangka dan/atau saksi untuk didengar keterangannya;
  3. membawa dan menghadapkan seseorang sebagai tersangka dan/atau saksi untuk didengar keterangannya;
  4. menggeledah sarana dan prasarana perikanan yang diduga digunakan dalam atau menjadi tempat melakukan tindak pidana di bidang perikanan;
  5. menghentikan, memeriksa, menangkap, membawa, dan/atau menahan kapal dan/atau orang yang disangka melakukan tindak pidana di bidang perikanan;
  6. memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen usaha perikanan;
  7. memotret tersangka dan/atau barang bukti tindak pidana di bidang perikanan;
  8. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan tindak pidana di bidang perikanan;
  9. membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan;
  10. melakukan penyitaan terhadap barang bukti yang digunakan dan/atau hasil tindak pidana;
  11. melakukan penghentian penyidikan; dan
  12. mengadakan tindakan lain yang menurut hukum dapat dipertanggungjawabkan.

Banyumas Iwak Laut


BEBERAPA ISTILAH-ISTILAH DALAM PENANGKAPAN IKAN
(dengan Penjelasan Menggunakan Bahasa Banyumasan)
*Guruh Tri Arifin
10/10/2012
  • ·         Fishing       : Usaha nggo nyekel utawa ngumpulna iwak lan kabeh sing urip neng banyu liane uga kudu due nile ekonomis.
  • ·         Fishing Day          : jumplah dina sing denggo pas agi nggoleti iwak.
  • ·         Fishing operatiaon        : Pokoke pegawean sing delakoni sewise setting lan sedurunge holing.
  • ·         Trip Duration       : Suene wektu (dina) ming nggon nggo nyekeli iwak “fishing ground” lan sekang nggon nggo nyekeli iwak “fishing ground”.
  • ·         Actual Fishing Day        : Pokoke jumplah dina pas dewek agi nyekeli iwak, nanging pas ming lan sekang nggon nggo nyekeli iwak lan pas pindah panggonan nggone nyeli iwak ORA detung.
  • ·         Fishing Trip         : Pengertene meh pada plek karo Trip Duration, nanging Fishing Trip wektune lewih sue, biasane wulanan malah nganti taunan.
  • ·         Fishing Technique        : Teknik sing denggo nggo nyekeli iwak.
  • ·         Fishing methode  : kebiasaan, carane ben iwak teyeng kecekel.
  • ·         Fishing Gears      : Alat-alat lan kabeh sing deperlukna nggo nyekel iwak.
  • ·         Fishing Tactics    : Pokoke pengerten Fishing Technique lan methode
degabunglah.
  • ·         Bulk Fishing : Alat-alat nggo nyekel iwak, nanging kie sing ne nyekel gede-gedean.
  • ·         Fishing Port         : Pelabuhan iwak.
  • ·         Fishing boat         : Kapal sing denggo nyekel iwak.

Kie khususe nggo wong wong cilacap sing gaweane nggoleti iwak neng segara, mbok nemu istilah istilah kaya kie ya smoga dadi ra patia kaget. Hehe
Nanging wong cilacap tah pinter pinter, kendel maning (ora ngerti ya mesti wani takon) ya nyong si mung usaha mbok teyeng mbantu. haha

Kamis, 04 Oktober 2012

Bubu di pulau seribu


ANALISIS HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN BUBU YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN KARANG KEPULAUAN SERIBU
Bycatch Analyses of Pot Operated In Coral Reef Waters of Seribu Islands
(Review)

Guruh Tri Arifin (H1G010044)
Tugas Pengantar Ilmu Penangkapan Ikan “Review jurnal”
Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan, FST, UNSOED
4 Oktober 2012

Penelitian jurnal Analisis Hasil Tangkapan Sampingan Bubu yang Dioprasikan di Perairan Karang Kepulauan Seribu bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan sampingan nelayan dengan menggunakan alat tangkap bubu di perairan seribu. Bubu digunakan untuk menangkap ikan karang, terbuat dari bambu dengan dimensi panjang 66 cm X lebar 51 cm X tinggi 20 cm. Bubu tambun dioprasikan secara sistem tunggal pada kedalaman 0,5 m – 3 m, dan trip menangkap ikan dengan kisaran 3,7 – 8,9 ekor per bubu.
PENDAHULUAN
 Jenis-jenis ikan target penangkapan yang terdapat di terumbu karang adalah ikan yang termasuk ke dalam famili Serranidae, Lutjanidae, Lethrinidae, Acanthuridae, Mullidae, Siganidae, Haemullidae, Labridae, Nemipteridae, Priacanthidae, Carangidae, dan Sphraenidae (Iskandar, 2009). Bubu yang sering digunakan oleh nelayan dengan usaha skala kecil di kepulauan seribu adalah bubu tambun. Bubu ini berbentuk seperti ujung panah (arrowhead atau chevron) dengan bahan utama terbuat dari anyaman bamboo dan hasil tangkapan utama yaitu Kerapu Lodi (Plectropomus leopardus), Kerapu Koko (Ephinephelus quoyamus), Ekor Kuning (Caesio cuning), Jarang Gigi (Choerodon anchorago), Kenari Merah (Cheilinus fasciatus), Pelo (Halichoeres hortulatus), dan ikan target lainnya (Iskandar dan Komarudin, 2009).


METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Bubu yang digunakan terbuat dari bambu dengan dimensi panjang 66 cm X lebar 51 cm X tinggi 20 cm. Mulut bubu berbentuk corong, berdiameter mulut bagian luar sebesar 20 cm dan bagian dalam 9 cm. Bubu tersebut diberi umpan Bulu Babi (Diadema setosum) dan Bantal Raja (Culcita novaeguineae).
Metode Pengambilan Data
Data yang  meliputi jenis, jumlah, dan ukuran hasil tangkapan. Ikan yang tertangkap diukur panjang total, panjang cagak, berat dan keliling lingkar badan ikan (body girth). Semua jenis ikan yang tertangkap diidentifikasikan menurut Kuiter, R.H and Takamasa, T. (2004). Bubu tambun dioperasikan dengan sistem tunggal pada kedalaman 0,5 m – 3 m. Selanjutnya bubu ditimbun dengan menggunakan karang mati yang berada di sekitar bubu. Pemasangan umpan di dalam bubu juga akan menarik perhatian ikan yang mencari makan. Bubu dipasang dengan jarak antar bubu 8-10 meter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Hasil Tangkapan
Rata-rata jumlah hasil tangkapan setiap bubu tambun per trip berada pada kisaran 3,7-8,9 ekor. Rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh pada setiap trip penangkapan adalah 65 ekor.
Jenis Hasil Tangkapan Sampingan
Hasil tangkapan yang paling dominan adalah ikan dari Famili Pomacentridae yang merupakan hasil tangkapan sampingan dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 201 ekor atau 30,78% dari total hasil tangkapan.
Proporsi Hasil Tangkapan Utama dan Hasil Tangkapan Sampingan Pada Bubu Tambun
Hasil tangkapan pada bubu tambun berjumlah 653 ekor dengan proporsi hasil tangkapan utama sebanyak 42% dari total hasil tangkapan setara dengan 274 ekor dan hasil tangkapan sampingan sebanyak 58% dari total hasil tangkapan setara dengan 379 ekor. hasil tangkapan sampingan lebih banyak dibanding dengan hasil tangkapan utama. Banyaknya hasil tangkapan sampingan yang terjadi disinyalir menjadi salah satu sebab menurunnya stok ikan di berbagai penjuru dunia (Alverson, et.al., 1996).
KESIMPULAN
1.      Hasil tangkapan yang paling dominan adalah ikan dari Famili Pomacentridae yang merupakan hasil tangkapan sampingan dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 201 ekor atau 30,78% dari total hasil tangkapan.
2.      Proporsi hasil tangkapan sampingan relatif lebih banyak dibanding hasil tangkapan utama dengan proporsi 58% dibanding 42%.
DAFTAR PUSTAKA
(Alverson, et.al., 1996). Alverson, D.L., Freberg, M.H., Murawski, S.A., Pope, J.G. 1996. Global assessment of fisheries by catch and discards. FAO Fish. Tech.Pap. No. 339. 233p

 Dahri Iskandar. 2011. Analisa Hasil Tangkapan Sampingan Bubu yang Dioprasikan di Perairan Karang Kepulauan Seribu. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 31 – 37

Iskandar, 2009). Iskandar, M.D. 2009. Perbandingan Komposisi dan variasi Hasil Tangkapan Bubu Tambun dengan Celah Pelolosan (Escape gap) dan Tanpa Celah Pelolosan (Non Escape Gap). Jurnal Perikanan dan Kelautan Universitas Negeri Papua, Vol.5, No. 1;9-20

Kuiter, R.H. and Takamasa, T. 2004. Pictorial Guide to Indonesian Reef Fishes. Bali : PT Dive and Dive’s.